Aktifitas siswa-siswi SD 3 Imogiri Bantul

.... Selamat Datang .... di Situs resmi SD 3 Imogiri bantul.

Kegiatan Ekstrakurikukler SD 3 Imogiri

.... Selamat Datang .... di Situs resmi SD 3 Imogiri bantul.

Sarana Prasarana

.... Selamat Datang .... di Situs resmi SD 3 Imogiri bantul.

Kegiatan - kegiatan di SD 3 Imogiri

.... Selamat Datang ....

di Situs resmi SD 3 Imogiri Bantul.

Lab Komputer dengan koneksi jaringan

.... Selamat Datang .... di Situs resmi SD 3 Imogiri Bantul.

Rabu, 07 Desember 2011

TIK dapat Meningkatkan Mutu Pendidikan. Benarkah?

Dinas Dikpora DIY- Saat ini, dalam segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan, sedang gencar-gencarnya disosialisasikan penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dikatakan bahwa dengan menerapkan TIK, akan meningkatkan mutu pendidikan. Benarkah demikian?

Sebagian masyarakat percaya, bahwa dengan menerapkan TIK dalam dunia pendidikan, akan meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri. Namun ada pula masyarakat yang masih antipati, dengan beranggapan bahwa cara yang lama pun sudah cukup, untuk meningkatkan mutu pendidikan, tanpa harus menerapkan TIK.

Melihat permasalahan ini, Dinas Dikpora DIY memandang perlu adanya sebuah baseline study, yang mengobservasi manfaat TIK dalam meningkatkan mutu pendidikan langsung ke sekolah-sekolah di lapangan. Melalui acara Sosialisasi Base Line Study yang berlangsung hari ini, Kamis (15/9) di Auditorium Dinas Dikpora DIY, Dinas Dikpora DIY mengundang Kepala Sekolah dan para Pengawas Pendidikan yang berasal dari Sekolah-Sekolah penerima bantuan komputer untuk program peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan, yang akan dijadikan sebagai subyek treatment.

“Treatment disini mengandung arti bahwa nantinya Anda dan sekolah Anda akan kami observasi, seberapakah tingkat kenaikan mutu pendidikan setelah TIK dimanfaatkan dan diterapkan di sekolah Anda. Data dari hasil observasi sekolah Anda, akan kami bandingkan dengan data hasil observasi sekolah yang tidak menerapkan TIK dalam meningkatkan mutu pendidikan”, ujar konsultan dari Kementrian Kominfo, Benny Karmadi.

Dijelaskan oleh Benny, memang tidak dipungkiri bahwa dengan cara lama pun, mutu pendidikan akan dapat naik dengan sendirinya. Namun menurutnya, dengan didukung TIK, akselerasi kenaikan mutu pendidikan itu akan lebih cepat, daripada tanpa menggunakan dukungan TIK. “Namun sekali lagi kami membutuhkan informasi akurat dan ilmiah untuk membuktikan pendapat kami ini. Cara yang dilakukan yakni dengan menyelenggarakan baseline study”, jelasnya.

Dengan pemanfaatan TIK, diharapkan pendidikan mampu menghasilkan output yang lebih bermutu. “Output pendidikan terdiri dari output guru dan siswa. Dengan pemanfaatan TIK, diharapkan output guru dapat meningkat dari segi pedagogi dan profesional. Sedangkan output siswa dapat kita lihat dari kognitif, yakni proses dan produk yang dihasilkan siswa. Semua itu nantinya dapat lebih terbukti, setelah hasil dari baseline study ini dapat kami rangkum dan publikasikan”, tukasnya. (m.tok)

Mempersiapkan Guru Memediakan Bahasa Inggris





Dinas Dikpora DIY- Bahasa Inggris adalah materi yang memiliki dualisme di dalamnya. Dikatakan dualisme karena ada sebagian siswa yang menganggap Bahasa Inggris itu mudah untuk dipahami dan dipelajari. Namun disisi lain ada pula siswa yang menganggap Bahasa Inggris itu sulit untuk dimengerti maupun dipelajari. Perlu trik-trik dan tools khusus untuk mengajarkan Bahasa Inggris kepada para siswa, sehingga pada akhirnya materi bisa diserap dengan baik oleh mereka.

Dinas Dikpora DIY mengundang 28 guru terpilih dari SD-SMP di DIY untuk mengikuti Workshop Metodologi Pembelajaran Bahasa Inggris berbasis ICT. Workhsop ini merupakan kelanjutan dari Program Peningkatan dan Pemerataan Mutu Pendidikan (ICT-EQEP) di DIY. Bertempat di Sasana Wiyata Dinas Dikpora DIY, workshop ini berlangsung selama dua hari, yakni 28-29 November 2011.

Pada akhirnya nanti setelah pelaksanaan workshop, para Guru diharapkan mampu mengimplementasikan metodologi pembelajaran bahasa Inggris menggunakan bantuan teknologi komunikasi dan informasi, untuk membuat sebuah Media Pembelajaran Bahasa Inggris interaktif. Sehingga pembelajaran Bahasa Inggris pun akan menjadi lebih menarik bagi para siswa. Selain itu, para peserta diharapkan untuk mampu mengimbaskan hasil workshop ini kepada Guru yang lain.

Di hari pertama pelaksanaan workshop, para guru dibekali dengan materi untuk mengajarkan Bahasa Inggris secara menarik dan tepat. Tidak tanggung-tanggung, panitia mengundang seorang narasumber yang sudah sangat berpengalaman di dunia pendidikan. Beliau juga seorang ahli dalam bidang pengajaran Bahasa Inggris. Beliau adalah mantan Kepala Disdikpora DIY, yang saat ini menjabat sebagai salah satu Dosen Bahasa Inggris di UNY, Prof. Suwarsih Madya, Ph.D.

Prof. Suwarsih menyampaikan bahwa selama ini banyak Guru yang cenderung menyalahkan siswa atas penguasaan yang kurang dalam bidang Bahasa Inggris. Para Guru kurang menginstrospeksi diri atas cara pengajaran yang mereka lakukan dalam menyampaikan Bahasa Inggris.

"Semakin muda usia seseorang, maka semakin kurang pula daya konsentrasinya. Sebagai gambaran, seorang dewasa hanya memiliki daya konsentrasi selama 20 menit. Anak-anak mungkin cuma 1 atau 2 menit. Jadi jangan disalahkan jika mereka tidak terlalu konsentrasi pada mata pelajaran yang Anda diberikan. Itu merupakan salah satu tahap perkembangan dalam diri mereka", ujar Suwarsih.

"Yang terpenting untuk usia SD maupun SMP, berikan banyak contoh yang konkret, jangan terlalu banyak contoh abstrak. Semisal contoh pada pelajaran tenses, berikan dulu contoh konkret sehari-hari penggunaan tenses itu, jangan berikan teori-teorinya terlebih dahulu", lanjutnya.

Prof. Suwarsih jugal mendukung penggunaan media pembelajaran untuk menarik minat anak dalam belajar Bahasa Inggris. "Pada pembelajaran usia anak SD maupun SMP, gunakan pula objek-objek menarik yang dapat mendukung pembelajaran, seperti gambar, animasi, video. Semua itu dapat ditampilkan melalui sebuah media pembelaran", tukasnya.

"Satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran adalah bahwa anak-anak SD masih harus menempuh jalan panjang menuju kedewasaan. Oleh sebab itu, mereka hendaknya tidak dibebani apapun kecuali sesuai dengan kemampuannya. Jangan sampai anak dijadikan alat untuk memuaskan dan menyenangkan hati orang tua agar tidak terjadi early intellectual hetic, yang justru kontraproduktif kelak", tutupnya. (m.tok)

Minggu, 01 Mei 2011

PERTIDAKSAMAAN

Keterangan
Uraian: 
Bahan ajar ini membahas tentang Pertidaksamaan linear, pecahan sampai bentuk akar. Bahan ajar ini dilengkapi dengan contoh soal maupun uji kompetensi

Mapel: 
Matematika
Standar Kompetensi: 
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan pertidaksamaan satu variabel
Kompetensi Dasar: 
Menyelesaikan pertidaksamaan satu variabel yang melibatkan bentuk pecahan  Aljabar
Merancang model matematika yang berkaitan dengan  pertidaksamaan satu variabel
Indikator Ketuntasan: 
  1. Menjelaskan pengertian dan notasi pertidaksamaan
  2. Menjelaskan pengertian interval
  3. Menentukan penyelesaian dari pertidaksamaan linier
  4. Menentukan penyelesaian dari pertidaksamaan kuadrat  dengan garis bilangan
  5. Menentukan penyelesaian pertidaksamaan bentuk pecahan
  6. Menyelesaian pertidaksamaan bentuk akar
Kelas: 
Kelas X
Semester: 
Semester 1
Pembuat: 
Suyudi Suhartono, S.Pd
SMAN 1 SEWON

.Pertidaksamaan Bentuk Akar



Keterangan
Uraian: 
Bahan ajar ini membahas tentang  Menyelesaikan masalah Program Linear meliputi : Menyelesaikan pertidaksamaan dua variabel, Merancang model matematika dari masalah program linear dan Menyelesaikan model matematika dari masalah program linear dan penafsirannya, yang dilengkapi dengan latihan dan uji kompetensi.

Mapel: 
Matematika
Standar Kompetensi: 
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan  pertidaksamaan linear satu variabel
Kompetensi Dasar: 
Menyelesaikan pertidaksamaan satu variabel yang melibatkan bentuk akar
Indikator Ketuntasan: 
  1. Menentukan penyelesaian model matematika dari masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan satu variabel berbentuk akar.
  2. Menafsirkan hasil penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan satu variabel berbentuk akar
Kelas: 
Kelas X
Semester: 
Semester 1
Pembuat: 
Syaiful, S.Pd
SMA Negeri 1 Palopo