Rabu, 07 Desember 2011

Mempersiapkan Guru Memediakan Bahasa Inggris





Dinas Dikpora DIY- Bahasa Inggris adalah materi yang memiliki dualisme di dalamnya. Dikatakan dualisme karena ada sebagian siswa yang menganggap Bahasa Inggris itu mudah untuk dipahami dan dipelajari. Namun disisi lain ada pula siswa yang menganggap Bahasa Inggris itu sulit untuk dimengerti maupun dipelajari. Perlu trik-trik dan tools khusus untuk mengajarkan Bahasa Inggris kepada para siswa, sehingga pada akhirnya materi bisa diserap dengan baik oleh mereka.

Dinas Dikpora DIY mengundang 28 guru terpilih dari SD-SMP di DIY untuk mengikuti Workshop Metodologi Pembelajaran Bahasa Inggris berbasis ICT. Workhsop ini merupakan kelanjutan dari Program Peningkatan dan Pemerataan Mutu Pendidikan (ICT-EQEP) di DIY. Bertempat di Sasana Wiyata Dinas Dikpora DIY, workshop ini berlangsung selama dua hari, yakni 28-29 November 2011.

Pada akhirnya nanti setelah pelaksanaan workshop, para Guru diharapkan mampu mengimplementasikan metodologi pembelajaran bahasa Inggris menggunakan bantuan teknologi komunikasi dan informasi, untuk membuat sebuah Media Pembelajaran Bahasa Inggris interaktif. Sehingga pembelajaran Bahasa Inggris pun akan menjadi lebih menarik bagi para siswa. Selain itu, para peserta diharapkan untuk mampu mengimbaskan hasil workshop ini kepada Guru yang lain.

Di hari pertama pelaksanaan workshop, para guru dibekali dengan materi untuk mengajarkan Bahasa Inggris secara menarik dan tepat. Tidak tanggung-tanggung, panitia mengundang seorang narasumber yang sudah sangat berpengalaman di dunia pendidikan. Beliau juga seorang ahli dalam bidang pengajaran Bahasa Inggris. Beliau adalah mantan Kepala Disdikpora DIY, yang saat ini menjabat sebagai salah satu Dosen Bahasa Inggris di UNY, Prof. Suwarsih Madya, Ph.D.

Prof. Suwarsih menyampaikan bahwa selama ini banyak Guru yang cenderung menyalahkan siswa atas penguasaan yang kurang dalam bidang Bahasa Inggris. Para Guru kurang menginstrospeksi diri atas cara pengajaran yang mereka lakukan dalam menyampaikan Bahasa Inggris.

"Semakin muda usia seseorang, maka semakin kurang pula daya konsentrasinya. Sebagai gambaran, seorang dewasa hanya memiliki daya konsentrasi selama 20 menit. Anak-anak mungkin cuma 1 atau 2 menit. Jadi jangan disalahkan jika mereka tidak terlalu konsentrasi pada mata pelajaran yang Anda diberikan. Itu merupakan salah satu tahap perkembangan dalam diri mereka", ujar Suwarsih.

"Yang terpenting untuk usia SD maupun SMP, berikan banyak contoh yang konkret, jangan terlalu banyak contoh abstrak. Semisal contoh pada pelajaran tenses, berikan dulu contoh konkret sehari-hari penggunaan tenses itu, jangan berikan teori-teorinya terlebih dahulu", lanjutnya.

Prof. Suwarsih jugal mendukung penggunaan media pembelajaran untuk menarik minat anak dalam belajar Bahasa Inggris. "Pada pembelajaran usia anak SD maupun SMP, gunakan pula objek-objek menarik yang dapat mendukung pembelajaran, seperti gambar, animasi, video. Semua itu dapat ditampilkan melalui sebuah media pembelaran", tukasnya.

"Satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran adalah bahwa anak-anak SD masih harus menempuh jalan panjang menuju kedewasaan. Oleh sebab itu, mereka hendaknya tidak dibebani apapun kecuali sesuai dengan kemampuannya. Jangan sampai anak dijadikan alat untuk memuaskan dan menyenangkan hati orang tua agar tidak terjadi early intellectual hetic, yang justru kontraproduktif kelak", tutupnya. (m.tok)

2 komentar:

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Selama ini Bahasa Inggris di SD dipandang sebelah mata.. karena memang posisinya sebagai mulok Sekolah maupun mulok Kabupaten Kalo ditempat saya di Kab Batang Jawa Tengah, Belum ada Guru PNS Bahasa Inggris di SD. Bahasa Inggris di SD kurang berkembang selama Pemerintah terutama Pemerintah daerah kurang atau tidak memberi dukungan moral maupun materil...

Posting Komentar